PENGANTAR LINGKUNGAN
TUGAS II
1.Perkembangan Penduduk Indonesia
a. Landasan Perkembangan Penduduk
Indonesia
b. Pertambahan Penduduk Dan Lingkungan
Pemukiman
c. Pertumbuhan Penduduk Dan Tingkat
Pendidikan
d. Pertumbuhan Penduduk Dan Penyakit
Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup
e. Pertumbuhan Penduduk Dan Kelaparan
f. Kemiskinan Dan Keterbelakangan
2.Ilmu Teknologi Dan Pengetahuan Lingkungan
a. Keberlanjutan Pembangunan
b. Mutu Lingkungan Hidup Dengan Resiko
c. Kesadaran Lingkungan
d. Hubungan Lingkungan Dengan
Pembangunan
e. Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan
Hidup Oleh Proses Pembangunan
Daftar Pustaka
1. Perkembangan Penduduk Indonesia
a. Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami
suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat
lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat
golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan
tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang
adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk
sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah
ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu
adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu
beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
b. Pertambahan Penduduk Dan
Lingkungan Pemukiman
Pertambahan penduduk adalah dimana di suatu tempat atau
wilayah yang semakin banyak angka pertambahannya penduduk karena angka
kelahiran pada suatu wilayah tersebut,maupun berkurangnya atau angka kematian
disuatu daerah tersebut dikarenakan penyakit atau suatu keadaan
tertentu. Pertumbuhan atau pertambahan jumlah penduduk dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain tingkat kelahiran dan urbanisasi. Kedua faktor
ini yang kemudian menjadi salah satu penyebab tidak seimbangnya laju
pertumbuhan ekonomi dan sosial, ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi
apabila angka laju pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah tidak seimbang
dengan angka laju pertumbuhan ekonomi dan sosial pada wilayah tersebut. Selain
itu, masih adanya disparitas pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan
yang juga merupakan salah satu penyebab terjadinya arus migrasi dari satu
wilayah yang lain.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk
Indonesia selama periode 2000-2010 lebih tinggi dibanding periode 1990-2000.
Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010 mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi
dibanding periode 1990-2000 yang hanya mencapai 1,45 persen, sesuai dengan
hasil sensus tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,56 juta orang.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan 237,56 juta orang dibutuhkan lahan
produktif untuk tanaman padi seluas 13 juta ha, namun saat ini lahan padi yang
diolah seluas 7,7 ha, jika pertambahan penduduk setiap tahunnya sebesar 1,49%
atau bahkan melebihi, maka dengan sendirinya akan mendatangkan masalah-masalah
sosial seperti kemiskinan, kelaparan, kekumuhan kota, berkurangnya daya dukung
lahan dan masalah-masalah sosial lainnya. (Pos kota, edisi April 2012)
Lingkungan pemukiman adalah tempat atau dimana semua warga
menempati dan menjadikan sebagai tempat tinggal,tempat usaha atau sebagai
sumber usaha dan sebagainya. Lingkungan pemukinman akan menjadi baik atau lebih
buruk tergantung pada pengelolaan yang menempati wilayah tersebut.
Perkembangan suatu kota yang semakin pesat dapat memacu
juga kepadatan suatu daerah. Hal ini disebabkan karena beragamnya kebutuhan
hidup masyarakat perkotaan dan adanya upaya untuk memberi kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar
sebagai akibat dari perkembangan pada aktivitas kota dan proses industrialisasi
terutama di beberapa kota di Indonesia yang mengakibatkan banyak berkembangnya
kawasan komersial. Berkembangnya suatu kota pasti akan diikuti oleh pertambahan
jumlah penduduk. Salah satu permasalahan yang muncul seiring dengan
perkembangan suatu kota adalah masalah perumahan dan pemukiman. Menurut
Bintarto (Pos Kota edisi Juni, 2012) pemukiman menempati areal paling luas
dalam pemanfaatan ruang, mengalami perkembangan yang selaras dengan
perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk
dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya. Perkembangan
permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik
kehidupan musyarakat, potensial sumber daya kesempatan kerja yang tersedia,
kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan
infrastruktur. Kemajuan dan perkembangan suatu kota tidak terlepas dari
pembentuk kota. Pembentuk tersebut meliputi sosial budaya, ekonomi, pemukiman,
kependudukan, sarana dan prasarana serta transportasi.
MASALAH
Jika adanya peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan
terjadinya peningkatan kegiatan sosial-ekonomi, juga peningkatan kebutuhan
pelayanan, dan akan terjadi peningkatan prasarana. Maka dengan semakin
banyaknya jumlah penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang sama
dan melakukan kegiatan yang sama pula akan menimbulkan suatu masalah. Keadaan
ini sangat kelihatan dari kondisi kepadatan pemukiman tersebut dimana tampak
terjadi meningkatnya ketersediaan infrastruktur.
OPINI
Pertambahan penduduk hanya pada satu kota jika tidak
diatasi akan mengakibatkan menumpuknya jumlah penduduk yang tidak merata. Hal
tersebut akan berhubungan dengan lingkungan pemukiman, karena jika terjadinya
penumpukan penduduk hanya pada satu kota saja ini akan menimbulnya jumlah
penduduk yang semakin padat dan terutama pada tempat tinggal pemukiman.
Pemukiman yang ditempati oleh banyaknya penduduk pada satu kota , atau daerah
tertentu ini akan menimbulkan masalah terutama pada lingkungan. Maka
Peran infrastruktur dalam pengembangan perumahan dan permukiman dinilai sangat
penting, karena infrastruktur merupakan syarat mutlak bagi terciptanya
lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan. Persoalan
infrastruktur tersebut timbul karena bertambahnya penduduk pemukiman,
peningkatan pendapatan, peningkatan pemilikan kendaraan dan dibangunnya
fasilitas di kawasan komersial di sekitar kota.. Dampak yang sangat
pasti terjadi adalah meningkatnya kebutuhan infrastruktur, yang kemudian karena
kejenuhannya menimbulkan tidak optimalnya pelayanan sarana dan prasarana .
Untuk menciptakan suatu lingkungan pemukiman yang baik maka diperlukan
infratruktur pemukiman dan fasilitas umum pemukiman. Adapun yang dimaksud
dengan infrastruktur pemukiman ialah jalan lokal, saluran drainase, pengadaan
air bersih, pembuangan air kotor, persampahan, listrik dan telepon.
Oleh karena itu pentingnya usaha-usaha perencanaan
infrastruktur yang harus dilakukan sedini mungkin. Dalam hal ini penelitian
akan diarahkan mencari hubungan antara kepadatan pemukiman dengan ketersediaan
infrastruktur dengan mengambil kasus di kawasan pemukiman yang mewakili
kepadatan rendah, sedang, dan tinggi. Sampai saat ini belum ada penelitian yang
mengambil topik tersebut. Apabila hal ini tidak diperhatikan dan ditangani
secara khusus maka akan mengakibatkan tingkat pelayanan menjadi rendah dan
menimbulkan ketidaknyamanan.
c.
Pertumbuhan Penduduk Dan Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Per Tahun
Kepala BKKBN pusat Dr Sugiri Syarief menegaskan, pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya mencapai empat hingga lima juta jiwa atau sebesar penduduk Singapura.Penduduk Indonesia kini mencapai 220 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 2,32% selama kurun waktu 1971-1980, kata kepala BKKBN Sugiri Syarief dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan BKKBN Pusat Dra Halimah di Denpasar, Selasa.
Pada pembukaan Rapat Kerja Keluarga Berencana Daerah (Rakerda) BKKBN Propinsi Bali tahun 2008, ia menyatakan, dengan program KB pertumbuhan sebesar 2,32% itu kini dapat ditekan menjadi 1,3%. Meskipun dengan program KB, jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, namun pertumbuhannya pun tergolong cukup besar, sekaligus berpengaruh terhadap struktur penduduk di Tanah Air. “Struktur penduduk Indonesia terbesar pada usia produktif, jika mampu mengelolanya dengan baik akan menjadikan kondisi ke arah yang baik, sebaliknya kalau gagal menanganinya menjadi pintu bencana,” ujar Sugiri Syarief dalam acara yang dihadiri Wakil Gubernur Bali IGN Kusuma Kelakan. Ia menilai, selain pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat pesat, dari segi kualitas masih rendah, jauh tertinggal dibanding negara-negara di kawasan ASEAN. Bahkan dengan Vietnam yang usia kemerdekaannya jauh lebih muda dibanding dengan Indonesia, namun negara itu indeks pembangunan manusianya masih lebih baik. Indeks pembangunan manusia Indonesia menempati posisi bawah, yakni urutan 108 dari 177 negara. Hal itu disebabkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia cukup tinggi, di samping indikator pendidikan masih rendah.
Perkembangan
Jumlah Penduduk Indonesia dalam Kaitannya dengan Perkembangan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
Perbandingan jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dengan beberapa negara lain :
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
Perbandingan jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dengan beberapa negara lain :
a.
Indonesia dengan Negara ASEAN
Jumlah penduduk : Indonesia menempati urutan pertama dalam kelompok negara ASEAN
Kepadatan penduduk : Indonesia berada pada urutan ke-5, yaitu 114 jiwa per km2, Singapura memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dan Brunei Darussalam memiliki kepadatan penduduk terendah
Pada tahun 2005, laju perumbuhan penduduk Indonesia menempati urutan ke-6 (1,45% per tahun), setelah Laos (2,3% per tahun) Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80% per tahun), Brunei Darussalam (1,9% per tahun), Kamboja (1,8% per tahun) serta Singapura dan Thailand (0,8% per tahun)
b. Indonesia dengan Negara-negara di Dunia
Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serkat (295 juta jiwa) pada tahun 2005.
Negara terpadat penduduknya adalah Macao (22.260 jiwa per km2), setelah itu Monako(16.135 jiwa per km2) dan Singapura (7.461 jiwa per km2). Indonesia memiliki kepadatan penduduk jauh di bawah ketiga negara tersebut, yaitu sebesar 341 jiwa per km
Tingkat Pendidikan di Indonesia
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8).
Jumlah penduduk : Indonesia menempati urutan pertama dalam kelompok negara ASEAN
Kepadatan penduduk : Indonesia berada pada urutan ke-5, yaitu 114 jiwa per km2, Singapura memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dan Brunei Darussalam memiliki kepadatan penduduk terendah
Pada tahun 2005, laju perumbuhan penduduk Indonesia menempati urutan ke-6 (1,45% per tahun), setelah Laos (2,3% per tahun) Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80% per tahun), Brunei Darussalam (1,9% per tahun), Kamboja (1,8% per tahun) serta Singapura dan Thailand (0,8% per tahun)
b. Indonesia dengan Negara-negara di Dunia
Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serkat (295 juta jiwa) pada tahun 2005.
Negara terpadat penduduknya adalah Macao (22.260 jiwa per km2), setelah itu Monako(16.135 jiwa per km2) dan Singapura (7.461 jiwa per km2). Indonesia memiliki kepadatan penduduk jauh di bawah ketiga negara tersebut, yaitu sebesar 341 jiwa per km
Tingkat Pendidikan di Indonesia
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8).
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.
Tingkat Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan dasar dan wajib belajar pada Pasal 6 Ayat 1 bahwa, “Setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Tingkat
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, di selenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3)
Tingkat Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi “Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional.
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, di selenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3)
Tingkat Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi “Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional.
Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk itu dengan tujuan kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti perkembangan kebudayaan yang terjadi di luar Indonesia untuk di ambil manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional. Untuk dapat mencapai dan kebebasan akademik, melaksanakan misinya, pada lembaga pendidikan tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan dan otonomi dalam pengolaan lembaganya.
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di sebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.
Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggaran pendidikan terapan dalam suatu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian tertentu .
Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
Sekolah tinggi ialah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu disiplin ilmu atau bidang tertentu.
Institut ialah perguruan tinggi terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu yang sejenis.
Universitas ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalan sejumlah disiplin ilmu tertentu.
Pendidikan yang bersifat akademik dan pendidikan profesional memusatkan perhatian terutama pada usaha penerusan, pelestarian, dan pengembangan peradaban, ilmu, dan teknologi, sedangkan pendidikan yang bersifat profesional memusatkan perhatian pada usaha peradaban serta penerapan ilmu dan teknologi. Dalam rangka pengembangan diri, bangsa, dan negara.
Output
pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka ragam dalam
masyarakat. Dari segi peserta didik kenyataan menunjukkan bahwa minat dan bakat
mereka beraneka ragam. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka perguruan
tinggi di susun dalam multistrata. Suatu perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan gerakan satu strata atau lebih. Strata dimaksud terdiri dari
S0 (non strata) atau program diploma, lama belajarnya 2 tahun (D2) atau tiga
tahun (D3), juga program nongelar. S1 (program strata satu), lama belajarnya
empat tahun, dengan gelar sarjana, S2 (Program strata dua) atau program pasca
sarjana, lama belajarnya dua tahun sesudah S1, dengan gelar magister, S3
(program strata tiga atau program doctor), lama belajarnya tiga tahun sesudah
S2, dengan gelar
doktor.
Program diploma atau program nongelar memberi tekanan pada aspek praktis profesional sedangkan program gelar memberi tekanan pada aspek ataupun aspek akademik profesional.
Disamping program diploma dan program sarjana, pendidikan tinggi (dalam hal ini LPTK atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dapat juga menyelenggarakan program Akta mengajar yaitu Akta III, Akta IV, dan Akta V. Program ini diadakan untuk melayani kebutuhan akan tenaga mengajar di satu sisi dan pada sisi yang lain untuk melindungi profesi guru (tenaga kependidikan). Dengan ini dimaksudkan bahwa seorang hanya dianggap sah memiliki kewenangan mengajar jika memiliki sertifikat atau akta mengajar, Program Akta Mengajar merupakan program paket kependidikan sebesar 20 SKS atau untuk lama studi satu semester (6 bulan) bagi masing-masing jenjang Akta.
Program diploma atau program nongelar memberi tekanan pada aspek praktis profesional sedangkan program gelar memberi tekanan pada aspek ataupun aspek akademik profesional.
Disamping program diploma dan program sarjana, pendidikan tinggi (dalam hal ini LPTK atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dapat juga menyelenggarakan program Akta mengajar yaitu Akta III, Akta IV, dan Akta V. Program ini diadakan untuk melayani kebutuhan akan tenaga mengajar di satu sisi dan pada sisi yang lain untuk melindungi profesi guru (tenaga kependidikan). Dengan ini dimaksudkan bahwa seorang hanya dianggap sah memiliki kewenangan mengajar jika memiliki sertifikat atau akta mengajar, Program Akta Mengajar merupakan program paket kependidikan sebesar 20 SKS atau untuk lama studi satu semester (6 bulan) bagi masing-masing jenjang Akta.
d. Pertumbuhan Penduduk Dan Penyakit
Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup
Seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia maka negeri ini akan banyak menghadapi masalah, seperti : tata ruang kota yang jelek, sanitasi air limbah rumah tangga semakin parah, dan banyak bermunculan penyakit – penyakit. Wilayah kawasan kumuh menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian yang terabaikan dalam pembangunan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya. Tumbuhnya kawasan kumuh terjadi karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di saat banjir, lingkungan yang kumuh sering terjangkit penyakit seperti : malaria, demam berdarah, gatal –gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada saat banjir, selokan – selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah yang mereka buang sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik. Selain itu banyaknya wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai bangunan – bangunan pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap air di wilayah perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang di serap di wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama semakin membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat banjir. Banyaknya wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir, itu semua sangat menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa berbagai macam penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk. Oleh sebab itu, Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk penataan lingkungan permukiman kumuh adalah:
1. Lebih
mengefektifkan penertiban administrasi kependudukan bekerja sama dengan
perangkat desa yang mewilayahi permukiman kumuh di Kota Denpasar.
2. Penataan kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi dan jamban umum, program sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman kumuh.
3. Peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat
4. Sosialisasi kebijakan pemerintah kota terkait dengan program penataan kembali permukiman kumuh perlu lebih digalakkan dengan melibatkan kelompok masyarakat di permukiman kumuh.
5. Perlu dilakukan studi lanjutan untuk menggali informasi yang lebih luas terkait dengan penataan kembali lingkungan permukiman kumuh.
2. Penataan kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi dan jamban umum, program sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman kumuh.
3. Peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat
4. Sosialisasi kebijakan pemerintah kota terkait dengan program penataan kembali permukiman kumuh perlu lebih digalakkan dengan melibatkan kelompok masyarakat di permukiman kumuh.
5. Perlu dilakukan studi lanjutan untuk menggali informasi yang lebih luas terkait dengan penataan kembali lingkungan permukiman kumuh.
e. Pertumbuhan Penduduk Dan
Kelaparan
pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu. Dalam sebuah populasi menggunakan "per unit waktu" untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada sebuah spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua :
1.
Orang
yang tinggal di daerah tersebut
2.
Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunya surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih untuk tinggal di daerah lain.
Dalam
sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi
atau ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu
demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi,
dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat
dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.
Nilai Pertumbuhan Penduduk
Hasil proyeksi menunjukan bahwa jumlah penduduk indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat, yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk indonesia selama periode 2000-2025 menunjukan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun. Kemudian pada periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Nilai Pertumbuhan Penduduk
Hasil proyeksi menunjukan bahwa jumlah penduduk indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat, yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk indonesia selama periode 2000-2025 menunjukan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun. Kemudian pada periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Pertumbuhan
Penduduk dan Kelaparan
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik. kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu. kata sebuah laporan badan kesehatan PBB.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecenderungan sekarang.
Sejauh ini bukti menunjukan bahwa kendati ada beberapa kemajuan di banyak negara khususnya yang paling miskin tetap ketinggalan dalam kesehatan. "kata dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu"
Antara tahun 1990 dan 2002, data yang paling akhir jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di surabaya dan 47 juta orang di asia timur. kata laporan tersebut.
Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di surabaya, tenggara dan timur meningkat 6 sampai 9 persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah(32%).
Lebih dari separuh aak-anak di asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiganya.
"Meningkatnya pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini." kata laporan itu.
"Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan dikalangan penduduk yang tidak memiliki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka."tambah dia
Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak.
Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup.
"Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai."
Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan menjadi seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan .
Usaha untuk megatasi kematian ibu juga sulit. kata laporan WHO itu.
Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya.
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik. kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu. kata sebuah laporan badan kesehatan PBB.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecenderungan sekarang.
Sejauh ini bukti menunjukan bahwa kendati ada beberapa kemajuan di banyak negara khususnya yang paling miskin tetap ketinggalan dalam kesehatan. "kata dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu"
Antara tahun 1990 dan 2002, data yang paling akhir jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di surabaya dan 47 juta orang di asia timur. kata laporan tersebut.
Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di surabaya, tenggara dan timur meningkat 6 sampai 9 persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah(32%).
Lebih dari separuh aak-anak di asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiganya.
"Meningkatnya pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini." kata laporan itu.
"Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan dikalangan penduduk yang tidak memiliki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka."tambah dia
Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak.
Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup.
"Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai."
Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan menjadi seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan .
Usaha untuk megatasi kematian ibu juga sulit. kata laporan WHO itu.
Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya.
WHO memperkirakan 504.000 dan 528.000 kematian dalam setahun karena komplikasi dalam kehamilan dan kelahiran terjadi di surabaya.
Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di indonesia tersebut, diperparah dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. "Jika semua itu, tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua." Karena itu, baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB.
Untuk mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat mayoritas penduduk miskin dan lapar.
Jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan harga pangan dan krisis energi.
f. Kemiskinan Dan Keterbelakangan
Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada “takdir”. Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut “kemiskinan struktural”. Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis.
Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada "takdir". Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut "kemiskinan struktural". Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis.
Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.
masalah
kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan.
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program
penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program
penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran
bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk
rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin.
Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena
sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Kedua data
ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yang
sentralistik, dengan asumsi yang menekankan pada keseragaman dan fokus pada
indikator dampak. Pada kenyataannya, data dan informasi seperti ini tidak akan
dapat mencerminkan tingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia
sebagai negara besar yang mencakup banyak wilayah yang sangat berbeda, baik dari
segi ekologi, organisasi sosial, sifat budaya, maupun bentuk ekonomi yang
berlaku secara lokal. Bisa saja terjadi bahwa angka-angka kemiskinan tersebut
tidak realistis untuk kepentingan lokal, dan bahkan bisa membingungkan pemimpin
lokal (pemerintah kabupaten/kota).
Mengenai
keterbelangan khususnya dalam bidan ilmu pengetahuan dan tehnologi masyarakat
indonesia belum seberapa kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya
Jepang, Cina, Korea, dll. Penduduk indonesia terutama didaerah pelosok/pedesaan
masih minim tentang ilmu pengetahuan maupun tehnologi,
dalam hal
ini "Haruskah Kita diam dengan kenyataan tersebut ???" menurut saya
pemerintah harus berupaya meningkatkan pendidikan diberbagai daerah karena
pendidikan merupakan salah satu pendorong untuk mengurangi kemiskinan, jikalau
anak-anak bangsa indonesia maju akan pendidikan berarti dapat mengimbangi
negara lain, kita tidak perlu lagi memerluka tenaga kerja yang propesional dari
negara yang lain, tetapi kita dapat memamfaatkan pemuda-pemudi indonesia yang
memiliki skill dan pengetahuan.
2. Ilmu Teknologi Dan Pengetahuan Lingkungan
a. Keberlanjutan Pembangunan
Pembangunan adalah seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejaahteraan manusia. Ekonomi berkelanjutan adalah buah dari pembangunan berkelanjutan. Ekonomi yang demikian tetap memelihara basis sumberdaya alam yang digunakan. Tata ekonomi yang seperti ini dapat terus berkembang dengan penyesuaian-penyesuaian, dan dengan menyempurnakan pengetahuan, organisasi, efisiensi teknis, serta kebijakan.
Kriteria
Pembangunan
Kriteria
dan indikator pembangunan berkelanjutan yang digunakan untuk menilai suatu
usulan proyek MPB dikategorikan menjadi 4 kelompok: keberlanjutan lingkungan,
ekonomi, sosial dan teknologi
Tiga
kriteria pertama adalah mengenai dampak lokal dari usulan proyek MPB, sehingga
batas wilayah evaluasi adalah lokal. Lebih spesifik lagi, lingkup evaluasi
untuk kategori kriteria keberlanjutan lingkungan adalah wilayah yang mengalami
dampak ekologis langsung akibat usulan proyek. Sementara lingkup evaluasi untuk
kategori kriteria keberlanjutan ekonomi dan sosial adalah batas administratif
kabupaten. Bila dampak ekonomi dan sosial dirasakan lintas kabupaten maka batas
administratsi yang digunakan adalah semua kabupaten yang terkena dampak.
Berbeda dengan ketiga kategori kriteria lainnya, batas evaluasi dari
keberlanjutan teknologi adalah di tingkat nasional.
Suatu
usulan proyek harus memenuhi semua indikator untuk mendapatkan persetujuan
nasional. Metode "ceklist" digunakan untuk mengevaluasi usulan proyek
CDM. Pengusul proyek harus memberikan penjelasan dan justifikasi bahwa usulan
proyeknya memenuhi semua indikator. Bilamana memungkinkan, penjelasan tersebut
memasukkan perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah adanya proyek.
Data-data kuantitatif maupun kualitatif sebagai penunjang justifikasi sebaiknya
juga disertakan. Penjelasan juga dapat mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku yang berkaitan dengan indikator, atau mengacu pada dokumen-dokumen
penunjang yang dilampirkan pada formulir aplikasi. Pada saat evaluasi, Tim
Teknis dan/atau Para Pakar harus menandai setiap indikator dengan
"ya", "tidak", atau "tidak berhubungan". Usulan
proyek berhasil lolos dari kriteria keberlanjutan apabila "tidak"
tidak pernah ditandai.
Dialog
Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan 2015-2019
Pada hari
Kamis (30/1), diadakan Dialog “Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan 2015-2019”
di Kementerian PPN/Bappenas. Dialog Pembangunan berkelanjutan merupakan proses
pembangunan yang berprinsip pada “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang
harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kerusakan lingkungan dengan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Sustainable Development Goals (SDGs)
merupakan salah satu mandat hasil pertemuan the United Nations Conference on
Sustainable Development (UNCSD) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro pada
Juni 2012.
Indonesia,
yang diwakili oleh Kemlu bersama dengan Kementrian
PPN/Bappenas, bersama dengan negara anggota PBB lainnya menjadi
salah satu negara yang berbagi 30 kursi dalam Open Working
Group on Sustainable Development Goals (OWG on SDGs) untuk mendiskusikan 20
kelompok isu, untuk menjadi masukan (hasil bottom up) dalam penyusunan Agenda
Pembangunan Global Paska 2015.
Bapak
Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas menjadi salah satu anggota Intergovernmental
Committee of Experts on Sustainable Development Financing (IG-SDF),
yang akan menjadi bagian penting untuk aspek pendanaan pelaksanaan Agenda
Pembangunan Paska 2015.
Deputi SDM
dan Kebudayaan yang selama ini mengkoordinasikan MDG menyampaikan tentang
capaian MDG dan lebih penting lagi, isu pembangunan manusia (remaining issues)
yang masih perlu menjadi bagian dari Agenda Pembangunan Paska 2015.
Selain
itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas bersama Menteri
Keuangan dan Koordinator Perekonomian Nigeria dan Menteri Sekretaris Negara
untuk Pembangunan Internasional Inggris menjadi Co-Chair untuk Global
Partnership for Effective Development Cooperation (GPEDC).
Tahun 2014
adalah tahun terakhir KIB II; dan tahun bagi Pemerintah saat ini untuk
menyiapkan rancangan teknokratik Pembangunan Jangka Menengan 2015-2019; RPJMN
Tahap ke III dalam kurun RPJPN 2005-2025. Untuk itu, acara dialog ini menjadi
salah satu proses yang penting di dalam menyempurnakan rumusan pembangunan
berkelanjutan, baik untuk RPJMN 2015-2019 di tingkat nasional maupun proses
penyusunan SDGs di tingkat global.
b. Mutu
Lingkungan Hidup Dengan Resiko
Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka.
Secara umum di masyarakat sering disebut istilah “lingkungan hidup” cukup dengan “lingkungan saja”. Anda tentu bertanya apa sih yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik :
a. Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari dan sebagainya
b. Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu:
a. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
b. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
c. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan dan Upaya Pelestariannya
Pengertian Ekologi
Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah ekologi adalah Earns Haeckel (1834 – 1919) pada tahun 1860. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oikos” yang berarti rumah dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah ilmu tentang mahkluk hidup dalam rumahnya, atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga mahkluk hidup.
Menurut Miller (1975), ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Odum (1971) ekologi adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan keadaan sistem tersebut yang kadang-kadang mengalami perubahan. Sedangkan fungsinya menggambarkan peran setiap komponen yang ada dalam sistem ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
c. Kesadaran Lingkungan
Melindungi lingkungan bukan hanya suatu komitmen untuk
generasi yang akan datang, tetapi ini juga merupakan kebutuhan komersil
perusahaan guna mengembangkan dan memenuhi kewajiban sah mereka.
Dalam diskusi tentang kesadaran lingkungan ini, suatu
perusahaan yang memiliki catatan lingkungan yang buruk, mereka hanya dapat
merusak reputasi mereka.
Perusahaan tersebut harus memenuhi kewajiban sah dan moral
mereka. Hal ini dilakukan dengan cara:
·
Mengatur
dan menekankan standar pengontrolan dan pengolahan sampah;
·
Memastikan
oli dan zat kimia disimpan di area yang telah dibendungi;
·
Mengatur
dan menekankan prosedur pengangkutan untuk bahan-bahan berasun dan kimia;
· Membangun
prosedur kerja aman dan penanganan untuk produk yang berpotensi menyebabkan
polusi ; dan
·
Memenuhi
perundang-undangan dan ijin khusus.
Kita dapat sangat merusak lingkungan dengan tidak
mengendalikan polusi tersebut dan dengan tidak mengikuti standar dan prosedur.
Untuk mengenali bagaimana kita dapat membantu meningkatkan
dan mengendalikan kerusakan lingkungan, kita akan mendiskusikan tentang:
·
Jenis
polusi dan akkibatnya terhadap lingkungan;
·
Langkah
dasar guna melindungi lingkungan area kerja kita; dan
Peraturan dasar guna membantu mencegah bahan pengotor dari
pencemaran lingkungan.
·
meningkatkan
penanganan material;
·
meningkatkan
pengendalian penyimpanan; dan
·
melakukan
pelatihan tambahan.
Jenis-jenis
polusi
Ada tujuh kategori polusi umum. Ketujuh kategori tersebut,
adalah:
·
bising, seperti suara yang tidak diinginkan di sekitar
area kerja;
·
sampah, seperti tiap bahan bekas, merupakan zat-zat yang
perlu dibuang;
·
polusi tanah, seperti tiap tumpahan atau kontaminasi tanah di
area kerja;
· polusi air, yang disebabkan oleh tindakan membiarkan racun, zat
berbahaya atau pengotor masuk ke air atau air tanah yang terkontrol:
·
polusi udara, seperti debu, gas/asap atau penyemprotan di
dalam area kerja;
· gangguan, yang bisa berupa tindakan atau kelalaian yang
menggangu kenyamanan atau kualitas kehidupan; dan
· getaran, yang disebabkan oleh penggunaan tempat dan
peralatan dan bisa merusak struktur, bangunan atau formasi alam..
Kita juga dapat mengalami pengaruh yang sangat kuat
terhadap lingkungan area kerja. Perusahaan dapat merancang bangunan, strategi
dan prosedur guna mengendalikan polusi tetapi jika kita tidak mengikuti proses
dan prosedur yang berlaku, maka kerusakan lingkungan yang parah dapat terjadi.
LANGKAH-LANGKAH
MELINDUNGI LINGKUNGAN
Ada beberapa cara kita dapat mengendalikan polusi.
Pencegahan polusi mensyaratkan kita untuk mengurangi
sampah-sampah yang dihasilkan dari tepat kerja. Metode pencegahan tersebut
meliputi:
·
Pengurangan
sumber – contohnya, mengurangi penggunaan
cairan pelarut, memperpanjang jarak waktu pemeriksaan dll.;
·
Daur ulang– penggunaan kembali produk, seperti oli mesin truk
solar, dapat digunakan di dalam stasiun pembakit listrika;
·
perbaikan – seperti memisahkan bahan logam berat dari
tempat pembuangan chrome plating bath;
·
pembuangan – menyimpan dan membuang zat kimia dan
bahan-bahan berbahaya dengan benar.
Mari kita lihat tiap jenis polusi dan memperbaharui cara
kita mencegah polusi.
POLUSI
SUARA
Polusi suara terjadi dari peralatan dan perkakas yang kita
gunakan untuk melakukan pekerjaan kita.
Cara-cara dasar untuk mengurangi polusi suara yaitu
meliputi:
·
memastikan
peredam suara pada peralatan bergerak dirawat dan masih berfungsi dengan baik;
·
menggerinda
atau memalu peralatan jauh dari kantor;
·
merencanakan
atau menjadwalkan pekerjaan Anda setelah bekerja;
·
membuat
penghalang bunyi, seperti plywood hoardings or earth bunding;
·
mengganti
peralatan dengan yang lebih tenang; dan
·
Sizing
the equipment and machinery for the job.
Jangan menggunakan peralatan yang rusak dan ingat
untuk memberitahukan di sekitar Anda tentang pekerjaan yang dilakukan.
SAMPAH
Pengurangan sumber, metode daur ulang dan pembuanganan
dapat dilakukan dalam pengaturan sampah.
Pengurangan sampah dari sumbernya harus menjadi prioritas
utama karena hal tersebut merupakan salah satu cara yang paling efektif guna
menangani resiko lingkungan.
Ada dua metode umum pengurangan sumber:
·
Pergantian
produk; dan
·
Pergantian
proses.
Pergantian
produk adalah ketika kita memilih
produk atau perlalatan yang memiliki potensi pencemaran rendah.
Pergantian
produk dapat berupa:
·
Pembuatan
suatu produk guna mengurangi dampak lingkungan; dan
·
Mengingkatkan
umur produk dengan, contoh, memperpanjang frekuensi antara pergantian oli.
Pergantian
proses adalah dimana kita mengganti atau
meningkatkan cara kita bekerja.
Pergantian proses bisa berupa:
·
Pergantian
zat kimia dengan bahankurang beracun;
·
Meningkatkan
kondisi pengoperasian;
·
Mengganti
perawatan peralatan;
·
Meningkatan
pengoperasian dan pelaksanaan perawatan;
·
Mengikatkan
pelaksanaan pengolahan;
·
meningkatkan
penanganan material;
·
meningkatkan
pengendalian penyimpanan; dan
·
melakukan
pelatihan tambahan.
Daur
Ulang
Agar pendaurulangan menjadi cara efektif untuk mengurangi
polusi pada sumbernya, perlu dipertimbangkan pada saat pembuatan atau pembelian.
Kita harus mengetahui semua cara yang mungkin kita bisa tingkatkan dalam
penggunaan material dan peralatan di area kerja kita. Pengawas atau manager
Anda harus diberitahukan tentang tiap ide yang membangun.
Kita ikut seta dalam program daur ulang dengan memastikan
bahan sampa apasaja disimpan di dalam area pembuangan yang telah tepat dan
dirancang.
POLUSI
TANAH
Kebiasaan kerja kita dan pelaksanaan pengoperasian memiliki
dampak yang tinggi di dalam area kerja dan disekitar area tersebut.
Apakah kita memiliki kebiasaan kerja berikut ini:
·
memperbaiki
kendaraan dan peralatan di lapangan dan menumpahkan oli dan sampah ke tanah;
· menyimpan
atau menyalurkan oli dari drum di area yang tidak dibendung dengan benar atau
kurang ditangguli;
·
pembuangan
saringan oli bekas dan lap yang telah terkontaminasi dengan membuangnya kedalam
tempat sampah atau di tanah;
·
pelumasan
atau pembersihan kendaraan atau peralatan di dalam suatu area tanpa tempat
pengontrol aliran air bekas pencucian;
·
tempat
sampah yang telah penuh sekali dan membiarkan materal tumpah ke tanah;
·
pengoperasian
peralatan dengan pengaman muatan yang kuranf atau muatan tidak tertutup,
·
berkendaraan
di jalan yang tidak untuk dilalui; atau
mebersihkan vegetasi dari area kerja tanpa ijin atau tanpa
mempertimbangkan rehabilitasi.
Akibat tidak mengembangkan kebiasaan lingkungan yang baik
guna mengontrol pencemaran tanah bisa meliputi:
·
air
tanah tercemar;
·
perubahan
tetap disekitar area seperti angina dan hujan mengikis area yang bersih;
·
kehilangan
material;
·
personel
cidera; dan
·
biaya
pelaksanaan meningkat.
POLUSI
AIR
Kita semua perlu melindungi sumber air alami, seperti
sungai, anak sungai dan cadangan air bawah tanah, dari pengasinan, erosi atau
pencemaran.
Beberapa cara zat beracun, bebahaya atau pencemar dapat
memasuki sumber air, yaitu:
·
tumpahan
dari area pencucian;
·
saluran
dari beton yang basah;
·
washing
out concrete or grout from mixers;
·
bocoran
dari fasilitas penyimpanan oli;
·
kerusakan
pada pipa oli bawah tanah;
·
tumpahan
bahan baker dan zat kimia dari pengangkutan atau penyimpaan; dan
·
fasilitas
pencucian portable yang tidak terhubungan dengan system pembuangan yang
terkontrol.
Selalu waspada terhadap kemungkinan adanya tumpahan dari
pekerjaann yang sedang Anda lakukan.
POLUSI
UDARA
Polusi udara dalam bentuk debu , gas, asap, uap atau kabut,
akan terbang dalam jarak tertentu oleh angin kuat.
Beberapa dampak polusi udara yang memungkinkan adalah:
·
masalah
pernapasan jangka pendek dan panjang;
·
kontaminasi
hasil panen yang dapat memasuki rantai makanan;
·
asap
dan embun yang dapat menutupi sinar matahari; dan
·
uap
dan gas asam tertentu yang dapat menyerang dan merusak bangunan.
Beberapa cara mencegah polusi udara, yaitu:
·
mentaati
peraturan yang Anda harus ikuti ketika membakar sampah. Bahan tertentu
hanya boleh dibakar dibawah kondisi tertentu. Beberapa pengoperasian
mensyaratkan ijin untuk membakar sampah sementara lainnya perlu membawa sampah
mudah terbakar ke area pusat pembuangan di luar area kerja.
·
Jika
perlu membasahi jalanan dan dinding bekerja guan mengurangi kecelakaan karena
debu yang meningkat.
·
Peralatan
produksi, seperti penghilang asap dan pengumpul debu, harus dirawat dan
performanya harus dimonitor
GETARAN
Ketika menggunakan peralatan bergetar dan peralatan beratm
Anda bisa dengan mudah menciderai diri Anda sendiri atau merusak lingkungan
kerja.
Getaran dari peralatan berat dapat merusak bangunan dan
struktur atau menyebabkkan tanah alami longsor.
Anda harus selalu melakukan analisa bahaya sebelum bekerja
mendekati bangunan, struktur, tanah tidak stabil, mendekati sisi jurang atau
dekat overhanging earth formations.
Peraturan
dasar untuk melindungi lingkungan
Tiap lokasi dan tempat kerja memiliki peraturan dan
prosedur khusus guna mengendalikan dampak negative terhadap lingkungan.
Ada, bagaimananpun, beberapa peraturan sederhana yang, jika
diberlakukan, akan membantu mengurangi resiko pencemaran.
Beberapa peraturan dasar untuk melindungi lingkungan
meliputi:
·
rencanakan
pekerjaan Anda dan pikirkan akibat yang mungkin terjadi dari tindakan Anda;
·
mengemudi
hanya pada jalan yang telah dibuat;
·
pastikan
area kerja anda tetap bersih, sampah pada tempatnya, letakkan sampah logam di
area yang telah dibuat dan gunakan kembali bahan jika memungkinkan;
·
Gunakan
penampung oli dan sara pembuangan yang disahkan ketikan melakuakn perawatan di
lapangan; dan
·
Jangan membakar sampah;
·
Jangan mengosongkan oli atau zat kimia di area yang tidak
terbendung atau ditampung; dan
·
Jangan membersihkan vegetasi tanpa permit yang tetap.
d. Hubungan
Lingkungan Dengan Pembangunan
Sumber
daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber yang penting bagi
kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan
sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas
bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya. Namun kali ini kita akan hanya
membahas tentang hubungan lingkungan dengan pembangunan.
Pembangunan
sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi acuan bagi kegiatan berbagai
sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi
sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan
tetap terjamin. Pemanfaatan sumber daya alam seharusnya memberi kesempatan
dan ruang bagi peranserta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan.
PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang merupakan cerminan dari prioritas kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup, maka program tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan berkelanjutan dalam kualitas lingkungan hidup yang semakin baik dan sehat
Dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang merupakan cerminan dari prioritas kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup, maka program tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan berkelanjutan dalam kualitas lingkungan hidup yang semakin baik dan sehat
1. Program Peningkatan
Kualitas Lingkungan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah pengrusakan dan atau pencemaran lingkungan seperti sungai, kali dan laut, dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, kegiatan industri dan transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah pengrusakan dan atau pencemaran lingkungan seperti sungai, kali dan laut, dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, kegiatan industri dan transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1)
menerapkan perijinan dan meningkatkan pengawasan industri pengolahan limbah
cair
(2)
melakukan pengawasan dan pengendalian sumber-sumber pencemaran kali, laut
dan udara bersih
(3)
meningkatkan kepedulian dan kesadaran industriawan dan masyarakat untuk
berperan aktif dalam menjaga sungai, laut dan udara dari penggunaan bahan
kimia yang merusak
(4)
mengembangkan teknologi yang berwawasan lingkungan khususnya teknologi tradisional
yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air, sumber daya hutan dan
industri yang ramah lingkungan
(5)
meningkatkan kondisi dan kualitas sungai Ciliwung
(5)
meningkatkan sistem penanggulangan dan pengawasan terhadap pembajakan
sumber daya hayati
(6)
melakukan pencegahan polusi udara melalui uji emisi, dalam upaya ini
termasuk pengendalian dampak polusi udara pada kesehatan masyarakat
(7)
menerapkan sanksi hukum terhadap dunia usaha dan masyarakat yang dengan
sengaja melakukan pencemaran lingkungan.
2. Program Peningkatan
Pengendalian Dampak Lingkungan
Tujuan program ini adalah meningkatkan pengendalian dampak lingkungan akibat pencemaran lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, serta memberi dukungan terhadap kegiatan industri dan transportasi yang ramah lingkungan. Sasaran program ini adalah meningkatnya pengendalian dampak lingkungan serta kualitas lingkungan seiring dengan meningkatnya kualitas kelestarian alam dan jumlah warga kota yang memiliki kepedulian dan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
Tujuan program ini adalah meningkatkan pengendalian dampak lingkungan akibat pencemaran lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, serta memberi dukungan terhadap kegiatan industri dan transportasi yang ramah lingkungan. Sasaran program ini adalah meningkatnya pengendalian dampak lingkungan serta kualitas lingkungan seiring dengan meningkatnya kualitas kelestarian alam dan jumlah warga kota yang memiliki kepedulian dan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1)
melakukan pertimbangan lingkungan yang lebih bijaksana dalam memberikan
ijin lokasi bagi industri,
(2)
mempertimbangkan faktor lingkungan dalam pengembangan
teknologi pengelolaan limbah rumah tangga, industri dan transportasi
(3)
menetapkan indeks dan baku mutu lingkungan
(4)
meningkatkan perlindungan terhadap teknologi tradisional yang ramah
lingkungan
(5)
memantau kualitas lingkungan secara terpadu dan terus menerus
(6)
meningkatkan kesadaran warga kota akan hidup bersih dan sehat
(7)
memanfaatkan kearifan tradisional dalam pemeliharaan lingkungan hidup
(8)
meningkatkan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap peraturan dan
tata nilai masyarakat yang berwawasan lingkungan. Dalam upaya ini
termasuk penataan ruang, pemukiman dan industri yang konsisten dengan
pengendalian pencemaran lingkungan.
pengendalian pencemaran lingkungan.
3. Program Penataan dan
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Program ini bertujuan untuk menyempurnakan penataan dan pengembangan ruang terbuka hijau sebagai upaya meningkatkan penghijauan kota. Sasaran program ini adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau serta menjadikan kota Jakarta yang teduh, nyaman, sehat dan indah. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
Program ini bertujuan untuk menyempurnakan penataan dan pengembangan ruang terbuka hijau sebagai upaya meningkatkan penghijauan kota. Sasaran program ini adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau serta menjadikan kota Jakarta yang teduh, nyaman, sehat dan indah. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:
(1)
mengembangkan dan memanfaatkan ruang terbuka hijau secara konsisten dan
efektif sesuai dengan fungsinya serta dinamika kehidupan masyarakat
(2)
meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya taman sebagai
upaya terciptanya ruang terbuka hijau
upaya terciptanya ruang terbuka hijau
(3)
meningkatkan pemeliharaan taman kota secara tepat dan baik termasuk
pemeliharaan hasil pembangunan
pertamanan.
pertamanan.
4. Program Penyerasian dan
Keindahan Lingkungan
Program ini bertujuan untuk menjadikan kota Jakarta yang indah, bersih, hijau dan nyaman serta meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung keindahan kota. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya sarana keindahan kota untuk menwujudkan kota Jakarta yang nyaman dan bersih. Kegiatan yang dilakukan adalah :
Program ini bertujuan untuk menjadikan kota Jakarta yang indah, bersih, hijau dan nyaman serta meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung keindahan kota. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya sarana keindahan kota untuk menwujudkan kota Jakarta yang nyaman dan bersih. Kegiatan yang dilakukan adalah :
(1)
meningkatkan kualitas estetika sarana keindahan kota
(2)
menyusun rencana lingkup kegiatan sarana keindahan kota
(3)
menyusun rencana persebaran, penempatan, dimensi sarana keindahan kota
(4) menata
dengan baik penempatan ornamen dan street furniture, termasuk media luar ruang.
e.
Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup Oleh Proses Pembangunan
Pengertian
Pencemaran Lingkungan
Pengertian
polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Jenis-jenis
Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan
lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaranlingkungan
dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
1. Pencemaran Air
Di dalam
tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk
minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan
untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.Tindakan manusia
dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telahmenambahjumlah
bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangandetergen
ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan.
Pemupukantanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke
perairan akanmenyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang
disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku
air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan
sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan.
Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat
berfotosintesissehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi
berkurang.Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) yang seringdigunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman
juga dapat berakibat buruk terhadaptanaman dan organisme lainnya. Apabila di
dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDTatau pestisida, akan terjadi
aliran DDT.
2. Pencemaran Tanah
Tanah
merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air
yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas
tanah juaga dapatdisebabkan limbah padat yang mencemari tanah.Menurut
sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik),
industridan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan
menjadi sampahorganik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup, sepertidedaunan, bangkai binatang, dan kertas.
Adapun
sampah anorganik biasanya berasal dari limbahindustri, seperti plastik, logam
dan kaleng.Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh
mikroorganisme didalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur
sehingga dapat menurunkankualitas tanah.
3. Pencemaran Udara
Udara
dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori
udara.Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang
berbentuk partikel cair atau padat.
A. Pencemar
Udara Berbentuk Gas
Beberapa
gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke
lingkunganudara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang
berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa
nitrogen (NO2), danchloroflourocarbon (CFC).Kadar CO2 yang terlampau tinggi di
udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumimeningkat dan dapat
mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm didalam darah
dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2Sdapat
bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2
dapatmenyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian.
Sementara itu, CFCdapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
B. Pencemar
Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel
yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam
bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat
menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.Partikel dalam bentuk
padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasaldari
makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau
serangga-serangga yangtelah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber
penyakit yang dapat mengganggukesehatan manusia.Partikel yangmencemari udara
dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakandalam kendaraan
bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannyacepat mesin
berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom
membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh
kendaraan melalui knalpot ke udarasehingga akan mencemari udara.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN
Proses-proses
alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi,
terbakarnya semak-semak, dan halilintar. Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
v Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan
kendaraan bermotor.
v Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan
batubara.
v Proses-proses dalam pabrik.
v Faktor Industrialisasi
v Faktor Urbanisasi
AKIBAT
YANG DI TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN
1. Punahnya Spesies
Bahan
pencemar lazimnya berbahaya bagi kehidupan biota air dan darat. Berbagai jenis
hewanmengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki
kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda,
larva merupakan hewan yang pekaterhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak.
Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkatadaptasi hewan ada
batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan
pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator
punah,maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya
spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi biologis dalam suatu ekosistem.
Rantaimakanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah.
Akibatnya, keseimbanganlingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeo kimia
menjadi terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan
pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini
dapatmenurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat
menyebabkan tanahmenjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah.
Demikian juga dengan terjadinyahujan asam.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang
mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalamikeracunan. ada yang
meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderitakanker,
kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat
padaketurunanketurunannya.
6. Pemekatan Hayati
Proses
peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition).
7. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya
Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan globalyang
dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar
dapattersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
CARA
MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Manusia
memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan
yangterjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan
manusia untuk mengatasi pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:
1. Melakukan Penghijauan Salah satu cara mengatasi pencemaran
tanah adalah penghijauankembali
dengan cara memberi humus tanah, sehingga tanaman kembali subur.
2. Rotasi Tanaman Rotasi tanaman adalah salah satu upaya yang
dilakukan untuk mempertahankan
kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam jenis tanamanyang
berbeda pada tempat yang sama secara bergantian.
3. Penggunaan
Pupuk Seperlunya, penggunaan pupuk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang
berlebihan sangat merusak lingkungan karena dapat menyebabkan eutrofikasi
dan dapat meningkatkan keasamantanah.Sebaiknya, petani menggunakan pupuk alami,
seperti pupuk kompos dan pupuk kandanguntuk mengurangi pencemaran tanah.
4. Pembuatan
Sengkedan, salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah
dengan pembuatan sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan
pegunungan.
5. Reboisasi
adalah penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan
untuk mengatasi erosi karena akar-akar pohon dapat menyerap air dan
menahan tanah agar tidak terbawa air hujan.
6. Daur Ulang, saat ini banyak sekali produk daur ulang yang
bisa dipakai kembali.Pendaur-ulangan sampah-sampah rumah tangga dan sampah dari
pasar menjadi pupuk yang dapatdimanfaatkan petani. Biasanya sampah pasar berupa
sayur-sayuran yang telah membusuk. Jikadiolah kembali dan ditambah kotoran
hewan akan menjadi pupuk alami yang sangat baik untuk tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar