TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH
:PENGANTAR LINGKUNGAN
DI SUSUN OLEH :
NAMA : HILMAN LUTFI
NPM : 14414997
KELAS : 2IB05
JURUSAN : ELEKTRO
FAKULTS : TEKNOLOGI INDUSTRI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya
layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan karunia-Nya.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar
hatinya kebaikan.sehingga saya bisa menyelesakan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya
di berikan judul oleh dosennya yaitu : PENGANTAR LINGKUNGAN HIDUP
Banyak kesulitan yang saya hadapi
dalam menyelesaikan makalah ini tapi dengan semangat tinggi dan gigih serta
kemauan untuk menyusun makalah ini dengan baik dan benar maka,oleh karena itu
pada kesempatan kali ini,saya mengucapkan terima kasih kepada:
·
Kepada ayah dan ibu saya karena berkat
dukungan moral maupun material serta do’a nya saya bissa menyelesaikan makalah
ini
·
Kepada teman-teman saya yang telah
meberikan arahan-arahan supaya makalh ini tersusun dengan baik dan benar
Saya
menyimpulkan bahwa tugas ini masih belum sempurna oleh karena itu mohon keritik
dan sarannya karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT,ssemoga makalah inni
bermanfaat bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Bekasi,oktober
2015
DAFTAR ISI
Halaman
Judul...................................................................................................................1
Kata Pengantar………………………………………………...........................................1
Kata Pengantar………………………………………………...........................................1
Daftar
Isi
……………………………………………........................................................1
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................2
a) Latar Belakang......................................................…….....……………….................2
b) Rumusan Masalah .....…….………………….........................………….................3
c) Tujuan Penulisan ……......…………..........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Asas – Asas
pengetahuan Lingkungan……………...…………………………….……3
a) Pengertian Ekologi dan ilmu Lingkungan
Hidup secara umum..........................4
b) Pengertian Ekologi dan ilmu lingkungan
menurut para ahli................................4
c) Perbedaan Ekologi dan ilmu
lingkungan..............................................................5
d) Asas – asas pengetahuan
lingkungan.....................................................................5
B. Sumber daya Alam.........................................................................................................6
a) Pengertian sumber daya alam.................................................................................6
b) Sumber daya alam di indonesia.............................................................................7
c) Sumber daya alam dan pertumbuhan
ekonomi......................................................7
d) Pemanfaatan sumber daya alam hayati dan
non hayati...........................................8
e) landasan kebijaksanan pengelolahan sumber
daya alam........................................8
f) karkteristik ekologi sumber daya
alam..................................................................9
g) daya dukung lingkungan........................................................................................9
h) keterbatasan kemampuan
manusia.......................................................................10
BAB III PENUTUP.........,,,,,,........................................................................................10
A.Kesimpulan ….....………………………………………………………….................11
B.Sara…........................……………………………………………………....................11
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………......…………................12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kita sebagai manusia harus mengetahui tentang
asas-asas pengetahuan lingkungan. Tujuannya adalah untuk kita harus mentaati
aturan-aturan yang telah berlaku agar lingkungan yang ada di sekitar kita pada
khususnya dan lingkungan diseluruhnya pada umumnya tidak terjadi kerusakan.
Karena sekarang banyak terjadi kerusakan pada lingkungan di dunia yang
disebabkan ketidak tahuan manusia terhadap asas-asas tersebut, atau mungkin
memang itu adalah ulah manusia yang hanya memikirkan materi dan kepentingannya
diri sendiri untuk meraup banyak keuntungan tanpa memikirkan dampak yang
terjadi pada lingkungan yang ada di bumi nanti.
Dalam ilmu lingkungan
kita mengenal berbagai macam tentang sumber daya alam, baik itu yang dapat
diperbarui atau yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam tersebut harus di
gunakan dengan sebaik-baiknya.Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan
penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan
untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat
terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus
dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada
pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas
ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi
dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan
pertentangan. Ilmu lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan
berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan
lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian,
sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan
konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah
hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
B.
RUMUSAN MASALH
Asas – Asas
pengetahuan Lingkungan
Pengertian Ekologi
dan ilmu Lingkungan Hidup secara umum
Pengertian Ekologi
dan ilmu lingkungan menurut para ahli
Perbedaan Ekologi dan ilmu lingkungan
Asas – asas
pengetahuan lingkungan
Sumber daya
Alam
Pengertian sumber daya a
Sumber daya alam di
Indonesia
Sumber daya alam dan
pertumbuhan ekonomi
Pemanfaatan sumber daya alam
hayati dan non hayati
landasan kebijaksanan
pengelolahan sumber daya alam
karkteristik ekologi sumber
daya alam
daya dukung
lingkungan
keterbatasan kemampuan manusia
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah selain sebagain aspek
standar penilaian mata kuliah Pengantar Lingkungan, juga agar membantu
masyarakat agar mengetahui dan memahami pengertian dari ekologi, ilmu
lingkungan dan asas-asas pengetahuan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
ASAS
ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
A. Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan
lingkungannya. Berasal dari kata Yunani
oikos (“habitat”) dan logos(“ilmu”).
Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali kepada
matahari kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis.
Habitat (berasal
dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat suatu
spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya di
sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh
spesies tersebut. Menurut Clements dan
Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu
spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Ernst
Haeckel merupakan orang pertama
yang menggunakan istilah ekologi. Secara mendasar pengertian ekologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup serta makhluk hidup
dan lingkungannya.
Ekologi erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu
pengertian ekologi dapat diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang
ekosistem serta bagian bagiannya.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup
berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat
tersebut disebut sebagai biotop. Biomaadalah
sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi
geografis tertentu.
Pembagian Ekologi Menurut Habitatnya:
- Ekologi
perairan tawar
- Ekologi laut
- Ekologi
darat
- Menurut
garis Taxonomi:
- Ekologi
tumbuhan
- Ekologi
vertebrata
- Ekologi
serangga
- Ekologi
jasad renik
Organisasi kehidupan :
- BIOSFIR
- ECOSISTEM
- COMMUNITY
- POPULATION
- ORGANISME
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti:
A. Bagaimana alam
bekerja
B. Bagaimana
spesies beradaptasi dalam habitatnya
C. Apa yang
diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
D. Bagaimana
mereka mencukupi materi dan energi
E. Bagaimana
mereka berinteraksi dengan spesies lain
F. Bagaimana
individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
B. Pengertian
Ekologi dan iLmu Lingkungan menurut para ahli
Ekologi erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu
pengertian ekologi dapat diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang
ekosistem serta bagian bagiannya.
Pengertian
Ekologi : Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami tentang ekologi berdasarkan pendapat
para ahli:
1. Menurut website carryinstitute.org, bahwa pengertian ekologi adalah studi
ilmiah tentang proses-proses yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan
organisme, interaksi yang ada pada organisme dan interaksi antara organisme dan
transformasi serta aliran energi dan materi.
2. The scientific study of the processes
influencing the distribution and abundance of organisms, the interactions among
organisms, and the interactions between organisms and the transformation and
flux of energy and matter
3. Menurut Ernst Haeckel (1866), Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian
ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme
terhadap lingkungan
4. The comprehensive science of the
relationship of the organism to the environment
5. Menurut Charles Elton (1927),secara singkat
bahwa pengertian ekologi adalah sejarah alam yang bersifat ilmiah
“Scientific natural history”
6. Menurut E.P. Odum (1963) bahwa pengertian ekologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang struktur dan fungsi alam “The study of the structure and
function of nature”
7. Tahun
1972, Menurut C. J. Krebs, pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan
tentang interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan organisme.
iLmu Lingkungan
adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian
berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu
guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis
tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya.
Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung
sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali
lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan
sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Pengertian dari Ilmu
Lingkungan dapat diperoleh dari beberapa sumber seperti menurut Iowa State University yang menyatakan
bahwa:
Environmental science is an
interdisciplinary academic field that integrates physical and biological
sciences, (including but not limited to Ecology, Physics, Chemistry, Biology,
Soil Science, Geology, Atmospheric Science and Geography) to the study of the
environment, and the solution of environmental problems. Environmental science
provides an integrated, quantitative, and interdisciplinary approach to the
study of environmental systems (Anonim, 2011)
Ilmu lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari tentang lingkungan hidup. Menurut Soerjani, dkk (2006), ilmu
lingkungan adalah penggabungan ekologi (manusia) yang dilandasi dengan
kosmologi (tatanan alam) yang mempunyai paradigma sebagai ilmu pengetahuan
murni. Hakikat ilmu pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk mendasari,
mewarnai serta sebagai pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.
C. Perbedaan Ekologi dengan Ilmu Lingkungan
Perbedaan utama ilmu
lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang
arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak
perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan
kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan
lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah
dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati
kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku
Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.Ilmu lingkungan
merupakan bidang ilmu interdisipliner yang merupakan integrasi ilmu fisik dan
biologi (termasuk tapi tidak dibatasi pada ekologi, fisika, kimia, biologi,
ilmu tanah, geologi, ilmu atmosfer dan geografi) untuk mempelajari tentang
lingkungan dan solusi dari masalah-masalah lingkungan. Ilmu lingkungan
menyediakan pendekatan yang terintegrasi, kuantitatif, dan interdisipliner
untuk mempelajari sistem lingkungan.
Ekologi adalah studi ilmiah
tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi antaraorganisme dan
lingkungan alami mereka sedangkan ilmu lingkungan adalah filosofi dangerakan
sosial yang luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi dan
perbaikanlingkungan.
Ekologi dan ilmu lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait
erat dan berhubungan dengan prinsip-prinsip yang satu dengan yang lain dan hal
ini merupakan sesuatu yang penting untuk sepenuhnya memahami satu dengan yang
lain. Perbedaan utama antaraekologi dan ilmu lingkungan yaitu ilmu lingkungan
merupakan bidang yang lebih menyeluruh yang menggabungkan banyak unsur ilmu
bumi dan kehidupan untuk memahami berbagai proses alam.
D. Asas-asas
Pengetahuan Lingkungan
ASAS 1(HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah
organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas iniadalah sebenarnya serupa dengan
hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental
dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam
persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh
jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses
metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS 2
Tak ada system pengubahan energi yang betul-
betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat.
Asas ini
sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti
meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan
diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet
kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi
ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang
dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien,
karena masukan energi dapat dipindahkan
dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida
makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang
banyak, sebaliknya konsumen paling atas
hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita
seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun
demikian apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber
alam tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang
diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya
hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya
pengubahan energi.
ASAS 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi harus
Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di
lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan
energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses
pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang yang terlalu luas: jarak antar individu
dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina
semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan
berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan
besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim
kering tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah
kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi
tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi
sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya
alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya
apabila menghadapi perubahan lingkungan yang
dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas termasuk
kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup,
berkembang biak dsb. Dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena
dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula
dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori
sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber
alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah
terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu
“survive”.
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau
pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan
sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini
tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali
keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum,
bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas
penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa
pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum,
maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil,
populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau
turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan
hidup, bila persediaan sumberalam
berkurang. Tetapi sebaliknya, akan
terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali
keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum,
bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas
penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan
sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun
minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini
dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum
pengadaan sumber alam untuk populasi,
maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan
sumber alam pada jumlah tertentu.
ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai
sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam,
maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis
makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang
kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori
Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup
terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor
lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya
sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan
kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan
mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi
alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor
biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan
diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan
keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu
yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi
di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
adanya keteraturan yang pasti pada
pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama. Terdapat
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan
sukarnya untuk diramal berbeda dari satu
habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada
faktor lingkungan bagi kehidupan suatu
spesies, maka perlu diketahui berapa
lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal”
ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu
periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan,
besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk
semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran
spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan
sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang
sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies
tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang
mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian
terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang
tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif
sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka
semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya
proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang
waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi,
tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup
itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad
hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies
mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain
tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang
berbeda di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies
mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan
satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai
kepentingan dan fungsi yang berbeda di
alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan
cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta
luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies
yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman komunitas apa saja
sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya.Terdapat hubungan antara
biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
Efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan
meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi itu.
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi
penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya
kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa
adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu
sistem biologi.
ASAS 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan
antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai
sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi
yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan
fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan
bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan
efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang
memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan
produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam
ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam
perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu
dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini
benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut
pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang
demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga
diperoleh stratifikasi.
ASAS 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan
mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat
makanan yang sudah dewasa memindahkan energi,
biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa.
Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu
kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem
yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan energi,
biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa.
Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu
kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem
yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat
bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang
belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia
dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam
lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi
untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari
asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus
meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat
diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap
lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan )
yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak
terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari
perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi
pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara
daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap,
beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk
bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa
sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua
tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi
pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik
mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam
ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi
lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari
asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk
melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada
salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian
komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan
fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan
faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap
dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini
ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan
energi.
ASAS 14
Derajat pola keteraturan
naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi
sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13,
tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem
yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi yang masuk
melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap
(mudah“diramal”)
• Sistem control umpan balik
(feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan energi
• Tingkat keanekaragaman tinggi.
BAB
III
SUMBER
DAYA ALAM
A. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam
lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di
dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya.
Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.
Pada umumnya, sumber daya alam
berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan
SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam
yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan.
Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa
contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam,
penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan.
B. Sumber Daya Alam di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan
tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan
tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan
hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang
punggung perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan (green economy).
Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian
keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik
sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan
kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah
terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
a) Dilihat
dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki
curah hujan yang tinggi sehingga banyak
jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
b) Dilihat
dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
c) Daerah
perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai
jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber
mineral.
Tingginya tingkat
biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat
ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut.
Di bidang agrikultur, Indonesia juga
terkenal atas kekayaan tanamanperkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak
diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya alam
di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di
Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu
bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia
juga memiliki tanah yang subur dan
baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9
juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
C. Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan Ekonom
Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya
alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan
tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena
negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan
negara dengan tingkat ekonomi yang rendah Kasus ini dalam bidang ekonomi sering
pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung
memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi
sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor
industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga
cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi,
perang saudara, lemahnyapemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat
dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut.Untuk mengatasi hal
tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan
penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan
akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam.
Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam
sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.
D. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati dan Non Hayati
Sumber
daya alam hayati Adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari mahluk hidup, atau
berhubungan dengan mahluk hidup
Tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber
daya alam yang sangat beragam dan melimpah. Organisme ini memiliki
kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui prosesfotosintesis. Oleh karena
itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun
dasar rantai
makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai
makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai
makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di
atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:
c) Bahan
bakar (biosolar): kelapa
sawit
e) Pupuk kompos.
Pertanian
dan perkebunan
Indonesia dikenal sebagai negara
agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di
bidang pertanian atau bercocok tanam. Data
statistik pada tahun 2001 menunjukkan
bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur. Hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha
yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Pertanian di
Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain
padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu,
Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat
dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman),
dan tebu (bahan baku gula pasir). Hewan, peternakan, dan
perikanan.
Sumber daya alam
hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan.
Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, sepertikerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan
pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk menjaga
keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan
ex situ terkadang harus dilaksanakan.Pelestarian in situ adalah pelestarian
yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah
pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain.
Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan
sumber daya hewan.
Sumber
daya alam nonhayati
Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali
keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, angin, sinar
matahari, dan hasil tambang
A. Air
Air merupakan
salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi sendiri didominasi oleh
wilayah perairan. Dari total wilayah perairan yang ada, 97% merupakan air asin
(wilayah laut, samudra, dll.) Dan hanya
3% yang merupakan air tawar (wilayah sungai, danau, dll.). Seiring dengan
pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan air, baik itu untuk keperluan
domestik dan energi, terus
meningkat. Air juga digunakan untukpengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan
aset rekreasi. Di bidang energi,
teknologi penggunaan air sebagai sumber listrik sebagai pengganti dari minyak
bumi telah dan akan terus berkembang karena selain terbaharukan, energi yang
dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan
mengurangi efek
rumah kaca.
B. Angin
Pada era ini,
penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan
bakar hasil tambang mulai digantikan
dengan penggunaan energi yang dihasilkan
oleh angin. Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada
umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran
tinggi. Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang
dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar
lain pada umumnya. Beberapa negara yang telah mengaplikasikan turbin angin
sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.
C. Tanah
Tanah adalah
komponen penyusun permukaan bumi .Tanah termasuk salah satu sumber daya alam
nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai
sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian
dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas
tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dansenyawa organik. Pengelolaan sumber daya
nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk
dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.
Sumber daya alam hasil penambangan memiliki beragam
fungsi bagi kehidupan manusia, seperti bahan dasar infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber energi, maupun
sebagai perhiasan. Berbagai jenis
bahan hasil galian memiliki nilai ekonomi yang besar dan hal ini memicu
eksploitasi sumber daya alam tersebut. Beberapa negara, seperti Indonesia dan
Arab, memiliki pendapatan yang sangat besar dari sektor ini. Jumlahnya sangat
terbatas, oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara efisein.
Beberapa contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:
E. Landasan Kebijaksanaan Pengelolaan Sumber
Daya Alam
Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan PP No. 25Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, dalam bidang lingkungan hidup
memberikan pengakuan politis melalui transferotoritas dari pemerintah pusat
kepada daerah:
Meletakkan daerah
pada posisi penting dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Memerlukan prakarsa
lokal dalam mendesain kebijakan.
Membangun
hubungan interdependensi antar daerah.
Menetapkan
pendekatan kewilayahan.Dapat dikatakan bahwa konsekuensi pelaksanaan UU No. 32
Tahun 2004 dengan PP No. 25Tahun 2000, Pengelolaan Lingkungan Hidup titik tekannya
ada di Daerah, maka kebijakannasional dalam bidang lingkungan hidup secara
eksplisit PROPENAS merumuskan programyang disebut sebagai pembangunan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Program itumencakup :
1.Program Pengembangaan dan Peningkatan Akses
Informasi Sumber Daya Alam dan lingkungan Hidup.
Program ini bertujuan untuk memperoleh dan
menyebarluaskan informasi yang lengkap mengenai potensi dan produktivitas
sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui inventarisasi dan evaluasi, serta
penguatan
Sistem informasi.
Sasaran yangingin
dicapai melalui program ini adalah tersedia dan teraksesnya informasisumberdaya
alam dan lingkungan hidup, baik berupa infrastruktur data spasial, nilaidan
neraca sumberdaya alam dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas di
setiapdaerah.
2.Program Peningkatan Efektifitas Pengelolaan,
Konservasi dan Rehabilitasi sumberdaya Alam.
Tujuan dari program ini adalah menjaga keseimbangan
pemanfaatan dan pelestariansumberdaya alam dan lingkungan hidup hutan, laut,
air udara dan mineral. Sasaranyang akan dicapai dalam program ini adalah
termanfaatkannya, sumber daya alamuntuk mendukung kebutuhan bahan baku industri
secara efisien dan berkelanjutan.Sasaran lain di program adalah terlindunginya
kawasan-kawasan konservasi darikerusakan akibat pemanfaatan sumberdaya alam
yang tidak terkendali dan eksploitatif
3.Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan
Pencemaran
Lingkungan hidup.
Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas
lingkungan hidup dalam upayamencegah kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan
dan pemulihan kualitaslingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumberdaya alam
yang berlebihan, sertakegiatan industri dan transportasi. Sasaran program ini
adalah tercapainya kualitaslingkungan hidup yang bersih dan sehat adalah
tercapainya kualitas lingkungan hidupyang bersih dan sehat sesuai dengan baku
mutu lingkungan yang ditetapkan.
4.Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum,
Pengelolaan Sumber dayaalam dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan,
menata sistem hukum, perangkat hukum dan kebijakan, serta menegakkan hukum
untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup
yang efektif dan berkeadilan. Sasaran program ini adalah tersedianya
kelembagaan bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang kuat dengan
didukung oleh perangkat hukumdan perundangan serta terlaksannya upaya penegakan
hukum secara adil dankonsisten.
5.Progam Peningkatan Peranan Masyarakat dalam
Pengelolaan Sumber Daya alam danpelestarian fungsi Lingkungan Hidup.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan
peranan dan kepedulian pihak- pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan pelestarianfungsi lingkungan hidup. Sasaran program ini
adalah tersediaanya sarana bagimasyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
pelestarian fungsi lingkunganhidup sejak proses perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan.
F. Karakteristik Ekologi Sumber daya Alam
Sumber daya alam adalah sesuatu
yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia
agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita.
Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air,
permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam
seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi
lainnya.
Ekologi adalah suatu kajian studi terhadap hubungan timbal
balik (interaksi) antar organism (antar makhluk hidup) dan antara organism
(makhluk hidup) dengan lingkungannya.
Faktor-faktor
pembatas ekologis ini perlu diperhitungkan agar pembangunan membawa hasil yang
lestari.Hubungan antara pengawetan ekosistem dan perubahan demi pembangunan
demi pembangunan ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
a) Kebutuhan untuk
memperhatikan kemampuan untuk membuat pilihan penggunaan sumber alam di masa
depan.
b) Kenyataan bahwa
peningkatan pembangunan pada daerah-daerah pertanian tradisional yang telah
terbukti berproduksi baik mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh
pengembalian modal yang lebih besar dibanding daerah yang baru.
c) Kenyataan bahwa
penyelamatan masyarakat biotis dan sumber alam yang khas merupakan langkah
pertama yang logis dalam pembangunan daerah baru, dengan alasan bahwa sumber
alam tersebut tak dapat digantikan dalam arti pemenuhan kebutuhan dan aspirasi
manusia, dan kontribusi jangka panjang terhadap pemantapan dan produktivitas
daerah (Dasmann, 1973).
Seperti pernyataan diatas, Sumber daya alam ini adalah energi
yang sifatnya tidak dapat digantikan. Proses penggantian ini membutuhkan waktu
yang sangat lama. Hampir setiap waktu sumber daya alam ini tidak dapat terlepas
dari kehidupan manusia. Beberapa sampel yang bisa kita lihat bahwa sember daya
alam ini tak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari.
Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan sosial-ekologi
alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah yang lebih luas maka
pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang harus dilakukan
dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan ekosistem, endemisme
dan keterancaman kepunahan flora-fauna, aliran-aliran energi sosial dan
kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik wilayah.
Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan
atas sistem budidaya, teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil
harus benar-benar mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat
ekosistem lokal sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan
ekosistem yang diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi
“keharusan” untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas. Hampir
bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem
pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain.
Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan seperti ini
membutuhkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat adat dalam proses
penataan ruang dan penentuan kebijakan pengelolaan SDA di wilayah ekosistem.
Semakin tinggi partisipasi politik dari pihak-pihak berkepentingan akan
menghasilkan rencana tata ruang yang lebih akomodatif terhadap kepentingan
bersama yang “intangible” yang dinikmati bersama oleh banyak komunitas yang
tersebar di seluruh wilayah ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis. Dalam
konteks ini maka membangun kapasitas masyarakat adat yang berdaulat (mandiri)
harus diimbangi dengan jaringan kesaling-tergantungan (interdependency) dan
jaringan saling berhubungan (interkoneksi) antar komunitas dan antar para
pihak. Untuk bisa mengelola dinamika politik di antar para pihak yang berbeda
kepentingan seperti ini dibutuhkan tatanan organisasi birokrasi dan politik
yang partisipatif demokrasi (participatory democracy).
Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan
informal, misalnya dengan membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang
Kebijakan Sumber Daya Alam Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan
Ruang Wilayah/Daerah” yang berada di luar struktur pemerintahan tetapi secara
politis dan hukum memiliki posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi
kebijakan. Untuk wilayah/kabupaten yang populasi masyarakat adatnya cukup
banyak, maka wakil masyarakat adat dalam lembaga seperti ini harus ada.
G. Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui
kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan
manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya
kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik
sumber daya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan
hidup dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan
ruang yang sesuai.
Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu
kapasitas penyediaan (supportive capacity)
dan kapasitas tampung limbah (assimilative
capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung lingkungan hidup
terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan dengan
kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air dalam suatu
ruang/wilayah. Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung pada
kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air, penentuan daya
dukung lingkungan hidup dalam pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga)
pendekatan, yaitu:
a)
Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.
b)
Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.
c)
Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.
Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan
kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus
mengindahkan kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan
akan lahan dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit
dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil penentuan
daya dukung lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan rencana tata
ruang wilayah. Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi
berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus
memperhatikan aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan
ruang, serta dalam pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah.
Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL).Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan.
I. Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus.
Ii. Bila SL <
DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.
H. Keterbatasan Kemampuan Manusia
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna.
Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh
dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat
persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk
memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang
dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia
meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan
informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu,
maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi.
Keterbatasan
kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan
kognitif. Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan
pada tubuh manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan
yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu indera, fisik atau juga mental.
Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak mampu untuk
memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka manusia
yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba, mempelajari
atau berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.
Persepsi dalam
arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu
tidaklah tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang
menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita ( penginderaan) untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita,
termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan
sekitar maka kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang
berasal dari informasi yang dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor
sensorik kita sehingga kita dapat menggabungkan atau mengelompokkan data yang
telah kita terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.
Kesimpulan
Lingkungan hidup memiliki 3 unsur penting
yaitu Unsur hayati (biotik), Unsur Sosial budaya, dan Unsur Fisik (abiotik).
Kehidupan manusia sangat memerlukan lingkungan yaitu sebagai tempat tinggal,
sebagai tempat mencari makan, sebagai tempat beraktivitas dan sebagai tempat
hiburan. Tetapi semuanya itu tidak dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak,
faktor yang membuat lingkungan itu menjadi rusak adalah faktor dari alam bahkan
faktor dari manusia sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai upaya agar
lingkungan kita bersih dan layak untuk di tempati.
Saran
Setip
manusia memiliki lingkungan yang berbeda beda oleh karena itu mari jaga dan
lestarikan lingkungan ini dengan baik
http://rudirahmat23.blogspot.co.id/2015/10/tugas-softskill-pengantar-lingkungan.html
Daftar Pustaka
Http://agungiki.blogspot.co.id/2015/10/asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar